Home » , , , , , » 4 Bisnis Ini Malah Meraup Untung Karena Nama Yang Nyeleneh

4 Bisnis Ini Malah Meraup Untung Karena Nama Yang Nyeleneh

Written By Admin on Sunday, March 12, 2017 | 1:35 AM

Menu Dunia - Pemilihan nama untuk sebuah produk merupakan hal yang penting untuk dipikirkan secara matang. Beberapa pebisnis memilih nama produk yang memiliki arti ‘baik’, dengan harapan bisnisnya akan sukses dan lancar.
4 Bisnis Ini Malah Meraup Untung Karena Nama Yang Nyeleneh

Namun sejumlah pelaku bisnis kuliner tak segan memberikan nama ‘nyeleneh’ untuk produknya, bahkan keluar dari pakem-pakem membuat merek dagang. Tujuannya, supaya produknya mudah diingat oleh masyarakat, dan terbukti berhasil mencapai kesuksesan. Apa saja nama-nama itu? Yuk Simak...

1. Makaroni Ngehe

4 Bisnis Ini Malah Meraup Untung Karena Nama Yang Nyeleneh

Mungkin untuk beberapa orang istilah ‘ngehe’ dianggap kurang sopan. Namun nama tersebut malah menciptakan rezeki yang melimpah untuk Ali Muharam, sang pemiliknya dari Tasikmalaya. Istilah ngehe dipilih Ali bukan berarti tanpa makna. Ini berawal dari pengalaman hidup di masa lalu, yang dirasakannya sangat suram.

Sebelum memiliki bisnis sendiri, Ali pernah bekerja di warteg selama hampir 12 jam setiap harinya, dan hanya dibayar Rp 5 ribu! Ia mengaku juga pernah hidup kurang nyaman selama pindah dari Tasikmalaya ke kota besar Jakarta, dengan hanya mengandalkan jambu biji milik ibu kost untuk mengisi perutnya yang lapar.

Karena tidak ingin merasakan lagi masa lalunya yang tidak enak, ia memilih kata ngehe untuk dijadikan motivasi. Namun dengan nama yang unik, justru membuat para pelanggan tertarik untuk membelinya, terlebih harga yang ditawarkan juga sangat bersahabat, yaitu mulai dari Rp 1000- Rp 5000 per bungkusnya.

Makaroni kering dan basah yang dijual Ali juga tersedia dengan level kepedasan berbeda, mulai dari CiwitBuTina untuk level terendah, KepretPakEndang untuk level menengah, dan PitnahBuLilis untuk level paling pedas. Dengan modal awal pinjaman Rp 20 juta, kini Ali sukses meraup omset per hari sekitar Rp 40 juta.

2. Nasi Goreng Mafia

4 Bisnis Ini Malah Meraup Untung Karena Nama Yang Nyeleneh

Nasi goreng sudah menjadi makanan khas Indonesia yang menjadi idola berbagai kalangan. Oleh karena itu, Kharisma Akbar sukses membuat usaha Nasi Goreng Mafia yang sudah tersebar di berbagai kota di Indonesia.

Kharisma memakai nama mafia, yang unik dan seolah terdengar menakutkan, namun sesungguhnya merupakan singkatan dari Makanan Favorit Indonesia. Nasi Goreng Mafia terkenal dengan tujuh rasa yang mengunggulkan rasa rempah khas Indonesia.

Untuk kamu yang suka pedas, bisa mencoba Nasi Goreng Gangster. Nasi Goreng Brandal juga boleh dicoba, jika kamu ingin merasakan rasa unik perpaduan kemangi dan tauco khas Medan.

Nasi Goreng Mafia berada di Bandung, dan sudah beroperasi sejak Oktober 2013. Kini total ada tujuh cabang, di antaranya lima cabang di Bandung, masing-masing satu di Pekanbaru dan Jakarta. Hingga kini, Nasi Goreng Mafia sukses meraih omset ratusan juta rupiah per bulannya di tiap kedainya.

3. Bakso Mercon dan Teh Kempot

4 Bisnis Ini Malah Meraup Untung Karena Nama Yang Nyeleneh

Kedua kuliner ini merupakan hasil dari garapan Victor Giovan Raihan, pengusaha muda yang sudah meraih kesuksesan di kala usianya masih 18 tahun. Awalnya ia menggarap Bakso Mercon, yang merupakan bakso yang diisi cincangan cabai rawit. Bersiap-siaplah untuk banjir keringat ketika menjajal bakso ini, karena lidah terasa ‘terbakar’ saking pedasnya.

Untuk mengobati rasa pedas, hadirlah Teh Kempot sebagai penawarnya. Teh yang diproses dari daun teh setengah matang ini dipadukan dengan yoghurt berbagai rasa, seperti lemon tea, stroberi, dan cokelat. Kenapa dinamakan Teh Kempot? Hal ini dikarenakan kebanyakan orang yang minum teh ini akan menyedotnya hingga pipinya kempot. Victor kini sukses mengembangkan bisnisnya dengan sistem waralaba, dan telah mempekerjakan puluhan karyawan.

4. Lekker Klenger

4 Bisnis Ini Malah Meraup Untung Karena Nama Yang Nyeleneh

Berawal dari keinginan Aling untuk melestarikan jajanan tradisional Indonesia, akhirnya lahirlah Lekker Klenger. Lekker merupakan jajanan yang mudah dijumpai di berbagai sekolah. ‘Klenger’ sendiri diambil dari istilah bahasa Jawa yang berarti kenyang sampai puas. Tidak heran karena ukuran Lekker Klenger sendiri berdiameter 35 cm, lebih besar dibanding ukuran lekker umumnya yang hanya 10 cm.

Leker Klenger dikembangkan dalam bentuk waralaba, dan kini dapat dijumpai di banyak tempat. Dirancang untuk menghidupkan jajanan tradisi, sekaligus tidak ingin membebankan calon mitra dengan modal besar, Leker Klenger memudahkan waralaba dengan ongkos sekitar Rp 5 juta saja.
(Menu Dunia)